Adapunbentuk-bentuk interaksi sosial yaitu: 1.Kerja sama, misalnya kerja sama dalam kelompok belajar pada anak-anak, kerja sama antar guru-guru dengan para orang tua siswa,dsb 2.Akomodasi, ialah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan,serta kondisi berimbang diantara para anggota.
Interaksi sosial merupakan salah satu soft skill yang perlu dikembangkan untuk menjadi pendukung dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut juga diperlukan dalam dunia pendidikan. Sebab interaksi sosial merupakan sarana penghubung agar argumen dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, interaksi sosial juga dapat meningkatkan keterampilan pesrta didik untuk bersosialisasi sejak dini. Mengenal Lebih Dalam tentang Interaksi Sederhananya, interaksi sosial sederhananya merupakan hubungan timbal balik antar individu dan individu lainnya maupun dalam kelompok, atau bisa juga terjadi antar kelompok dan kelompok. Wujud interaksi sosial yang nyata yakni saat anda bersinggungan dengan masyarakat. Di sektor pendidikan, peserta didik akan dilatih cara berinteraksi sosial yang baik. Interaksi tersebut terjadi karena adanya dua hal yakni aksi dan reaksi. Syaratnya pun terdapat komunikasi serta adanya kontak sosial antar para pelaku yang berinteraksi dan terlibat di sekitar tersebut. Prosesnya pun bisa terjadi di ruang tempat dan waktu tanpa adanya batasan. Pada penerapannya, terdapat 2 jenis interaksi sosial yakni interaksi asosiatif dan disosiatif. 1. Interaksi Asosiatif Interaksi sosial asosiatif adalah proses interaksi yang dapat mewujudkan adanya kerjasama dan kegiatan positif lain. Adapun beberapa jenisnya yakni sebagai berikut Pertama, interaksi berupa kerjasama. Kerjasama merupakan suatu kegiatan dimana beberapa individu maupun kelompok melakukan pekerjaan secara bersama – sama. Kemudian mereka juga saling tolong menolong dalam menuntaskan pekerjaan. Kedua, interaksi dengan jenis akomodasi. Akomodasi merupakan suatu proses pada penyesuaian antar individu maupun kelompok dimana awalnya terjadi pertentangan kemudian mengalami ketegangan. Ketiga, interaksi berupa akulturasi. Akulturasi merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan adanya penerimaan suatu unsur menjadi suatu budaya baru tanpa harus melenyapkan unsur yang sudah ada. Keempat, interaksi berupa asimilasi. Asimilasi merupakan suatu kegiatan dimana para pendidik mewujudkan adanya usaha dalam meredakan perbedaan pada individu maupun kelompok untuk bisa mencapai kesepakatan berdasar kepentingan maupun tujuan bersama. 2. Interaksi Disosiatif Adapun interaksi disosiatif berkaitan dengan ragam konflik, perpecahan serta hal negatif lainnya. Terdapat beberapa jenis dalam penerapannya. Diantaranya yakni Pertama, interaksi berupa kompetisi. Kompetisi merupakan suatu persaingan baik individu dengan individu maupun kelompok vs kelompok agar tujuan dapat tercapai. Kedua, interaksi berupa kontravensi. Kontravensi merupakan suatu sikap penentangan secara tersembunyi agar tidak sampai terjadi perselisihan maupun konflik terbuka. Ketiga, interaksi berupa konflik sosial. Konflik tersebut biasanya merupakan suatu pertikaian yang bisa saja terjadi sebab adanya perbedaan paham maupun kepentingan antar individu dan kelompok. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Pakar Pendidikan Adapun makna sederhana dari interaksi sosial dapat dipahami sebagai berikut Pengertian pertama dari Soerjono, beliau menegaskan bahwa interaksi sosial terbagi dalam beberapa jenis. Definisinya sendiri yakni suatu hubungan sosial dinamis yang melibatkan adanya hubungan antar individu, kelompok maupun kelompok dengan komunitas lainnya. Kemudian menurut Gillin, interaksi sosial dimaknai sebagai suatu hubungan sosial dinamis yang mana menyangkut hubungan antar individu dan kelompok dengan kumpulan manusia lain di dalamnya. Kemudian menurut Susanti, interaksi sosial dimaknai sebagai hubungan antar manusia yang dapat menciptakan adanya ketetapan hubungan. Sehingga sebagai hasil akhirnya, interaksi sosial bergantung pada nilai maupun arti serta adanya interpretasi yang sudah diberikan para pihak dan terlibat dalam interaksi tersebut. Selanjutnya, penuturan dari Selo menegaskan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan yang bersifat timbal balik antar manusia bersama dengan lingkungan sekitar dari berbagai sisi kehidupan bersama. Kemudian interaksi sosial selanjutnya yakni interaksi sosial adalah suatu kegiatan maupun aktivitas yang bisa dilakukan oleh individu agar mendapat ganjaran maupun hukuman dengan menggunakan tindakan dari individu lainnya. Selanjutnya penuturan dari Suryawati dan Maryati, keduanya menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan suatu hubungan maupun kontak antar manusia yang bersifat timbal balik dan saling memberikan respon. Mengenal Ciri – Ciri Interaksi Sosial dalam Dunia Pendidikan Pada penerapannya, interaksi sosial memiliki ciri ciri. Adapun ciri – ciri umumnya yakni Pertama, terdapat jumlah pelaku minimal dua orang atau lebih. Kedua, terdapat adanya komunikasi antar pelaku sehingga sangat mungkin terjadi adanya pemberian tanggapan. Ketiga, interaksi sosial mengharuskan adanya dimensi waktu pada saat keberlangsungannya. Keempat, kemudian terdapat adanya maksud maupun tujuan yang akan dilakukan demi terwujudnya interaksi sosial. Kelima, terdapat adanya reaksi serta respon pada kegiatan yang mengharuskan adanya interaksi sosial. Mengapa Peserta Didik harus Meningkatkan Interaksi Sosial? Peserta didik perlu meningkatkan adanya interaksi sosial sebab hal tersebut berguna ketika peserta didik sudah terjun ke masyarakat. Terjun ke masyarakat bukan berarti mereka hanya sekedar bekerja saja, namun dapat mengatur segala tindak tanduk serta cara berinteraksi dengan sesama teman maupun para senior yang lebih berpengalaman dalam berinteraksi. Bayangkan saja, bagaimana jadinya seorang peserta didik dapat berkontribusi pada bangsa bila nyatanya mereka kurang memahami cara berinteraksi? Tentu akan terjadi kekacauan yang lebih kompleks dan menambah permasalahan pendidikan. 3 Cara Cepat Agar Interaksi Sosial antar Peserta Didik Mengalami Peningkatan Pesat Untuk meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik, para pengamat pendidikan sudah banyak memberikan referensi dna bisa diakses dimanapun. Adapun beberapa rangkuman dari pernyataan salah satu praktisi pendidikan, yakni sebagai berikut 1. Mengajak Peserta Didik Bermain Cara pertama yang dapat anda lakukan yakni dengan lebih sering mengajak peserta didik untuk bermain. Bermain bukan berarti anda menjadikan waktu belajar terbuang. Namun anda bisa mengusahakan agar permainan yang anda lakukan masih menggunakan tema yang edukatif. Misalnya, mengisi waktu belajar dengan melakukan permainan tebak – tebakan. Kemudian bisa juga dengan mengajak peserta didik untuk bermain di luar kelas. 2. Memberikan Soal pada Peserta Didik Cara kedua yang bisa dilakukan yakni lebih sering memberikan latihan soal pada peserta didik. Di awal, mungkin anda merasa bahwa pemberian soal hanya akan membuat peserta didik jenuh bukan? Alih – alih kemampuannya meningkat, malah si peserta didik merasa terbebani dengan soal – soal. Untuk menyiasatinya, anda bisa memberikan soal berupa studi kasus, kemudian berupa wawancara antar narasumber, dan soal yang tidak terlalu sulit penyelesaiannya. Tujuannya agar peserta didik dapat meningkatkan kerjasama dengan sesama teman – teman di kelas. Dengan banyaknya soal yang didapatkan, mereka akan dengan mudah melakukan interaksi dengan anda. Anda bisa membantu pengerjaannya sekaligus mengarahkan peserta didik untuk dapat mengerjakan soal. 3. Menyelenggarakan Kerja Kelompok Selain kedua cara diatas, cobalah untuk lebih sering mengadakan kegiatan berupa kerja kelompok. Kerja kelompok akan lebih banyak meningkatkan kemampuan interaksi sosial para peserta didik. Nah demikian ulasan mengenai interaksi sosial peserta didik dan beberapa sub pengertian lainnya. Semoga ulasannya bermanfaat. Daftarkan diri Anda sebagai anggota dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member rhm/shd gambar dan postingan informan yang diketik dan diunggah ke dalam media sosial instagram. c. Teknik catat yaitu dengan mencatat setiap komentar, cerita instagram, gambar, dan postingan informan yang diketik dan diunggah ke dalam media sosial instagram. H. Teknik Analisis Data Analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan danManusia merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupannya, setiap manusia pasti membutuhkan peran manusia lain. Keterkaitan dan keterikatan itulah yang nantinya membentuk suatu interaksi sosial. Di lingkup pendidikan, interaksi sosial itu dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sosiologi pendidikan. Ingin tahu selengkapnya? Check this out! Pengertian Sosiologi Pendidikan Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata berbeda, yaitu sosiologi dan pendidikan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi sosial antarsesama manusia. Sementara itu, pendidikan adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia menjadi melalui pembelajaran maupun pelatihan. Sosiologi pendidikan adalah cabang ilmu dalam sosiologi yang fokus mengkaji interaksi sosial di kehidupan masyarakat yang terbentuk di lingkungan pendidikan. Artinya, sosiologi ini fokus pada interaksi sosial dalam upaya perubahan perilaku manusia melalui pendidikan. Itulah mengapa, proses dan pola sosial yang terbentuk di lingkungan pendidikan memunculkan sebuah konsekuensi seperti adanya pengajaran, pelatihan, serta pengetahuan terkait perubahan sosial dan budaya. Pendekatan sosiologi yang digunakan mengacu pada pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Nantinya, pendekatan tersebut bisa dijadikan objek analisis terkait realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan. Pengertian Menurut Para Ahli Menurut para ahli, pengertiannya adalah sebagai berikut. 1. Robbins Sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. 2. Fairchild Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. 3. Ary H. Gunawan Ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis dan pendekatan sosiologis. 4. Prof. Dr. Nasution Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Tujuan Sosiologi Pendidikan Adapun tujuan utamanya adalah sebagai berikut. Memahami peran guru sebagai ujung tombak perkembangan sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat. Memahami kepribadian peserta didik melalui pembinaan kegiatan sosial di lingkungan sekolah. Mensosialisasikan pembinaan Pancasila sebagai dasar untuk berinteraksi secara sosial di sekolah dan masyarakat. Menguraikan pola interaksi di sekolah serta keterkaitannya dengan masyarakat. Memberikan pendidikan sosial sebagai bekal untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Meningkatkan kualitas kebijakan serta program sekolah melalui kegiatan evaluasi. Manfaat Sosiologi Pendidikan Sebagai cabang ilmu yang concern pada perkembangan sosial di lingkungan pendidikan, manfaat penerapannya adalah sebagai berikut. Memudahkan pihak sekolah untuk menerapkan berbagai program serta kebijakannya. Membantu sekolah dalam menggali berbagai pemikiran agar mudah diterima oleh masyarakat. Membantu sekolah dalam mengembangkan pendidikan di lingkungan masyarakat. Setiap individu di lingkungan pendidikan semakin sadar akan peran dan tugasnya secara sosial di masyarakat. Fungsi Sosiologi Pendidikan Secara umum, fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut. 1. Fungsi eksplanasi Fungsi eksplanasi artinya memberikan penjelasan terkait ruang lingkup yang dibahas, khususnya terkait fenomena di lingkungan pendidikan. 2. Fungsi prediksi Fungsi prediksi artinya memperkirakan munculnya suatu fenomena sosial di masa mendatang. 3. Fungsi utilisasi Fungsi utilisasi artinya menyelesaikan permasalahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya pengangguran, tawuran antarpelajar, dan sebagainya. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan Ruang lingkup adalah batasan yang menjadi topik kajian suatu ilmu pengetahuan. Untuk ruang lingkupnya adalah sebagai berikut. 1. Keterakaitan antara sistem pendidikan dan sistem sosial lain di masyarakat. Jika sistem yang dibangun di dunia pendidikan berjalan dengan baik, maka sistem sosial yang terjalin di masyarakat juga akan baik. 2. Hubungan antara sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lingkungan sekitarnya. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah harus mampu menjadi interaksi yang baik dengan komunitas di sekitarnya. 3. Hubungan antara manusia satu dan lainnya dalam cakupan sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus mampu membentuk pola interaksi yang baik antarsesama manusia di dalamnya. 4. Hubungan antara sekolah dan dampaknya pada perilaku/karakter peserta didik. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memegang peranan penting dalam upaya pembentukan karakter peserta didiknya. Karakter itu merupakan output yang dihasilkan oleh sekolah. Contoh Sosiologi Pendidikan Adapun contoh peristiwa yang menjadi objek kajian sosiologi pendidikan adalah sebagai berikut. Banyaknya peserta didik yang tidak bisa mendapatkan ijazah karena putus sekolah. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah selaku pemegang regulasi tertinggi sistem pendidikan di Indonesia mengadakan ujian kejar paket, misalnya kejar paket A, B, dan C. Agar generasi muda bangsa ini tidak mengalami kemerosotan moral akibat pengaruh kebudayaan asing, pemerintah gencar menekankan adanya pendidikan karakter sejak dini. Tidak semua peserta didik melewati jalan mulus beraspal untuk ke sekolah. Di daerah pelosok, masih banyak peserta didik yang harus tetap berjuang melalui sulitnya medan untuk sampai ke sekolah. Bahkan, sebagian dari mereka harus rela menyeberang sungai yang cukup deras. Pemerintah sudah menyediakan beragam beasiswa bagi peserta didik yang kurang mampu, peserta didik yang berprestasi, dan sebagainya. Nah, beasiswa tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi problematika finansial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Contoh-contoh di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan sosiologi pendidikan. Sebagai garda terdepan dalam sistem pendidikan di Indonesia, Bapak/Ibulah yang tahu seluk-beluk interaksi peserta didik di sekolah. Oleh sebab itu, tetap semangat untuk menjalin interaksi yang membangun dengan para peserta didik. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Tetap semangat dan. Salam Quipper!
Murni Oktasari Eduaksi Sunday, 20 Jun 2021, 2038 WIB Pembelajaran dengan menggunakan teknologi di zaman sekarang memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, kemajuan teknologi memang memiliki pengaruh negativ dan pengaruh positif, seperti pada saat pandemi corona ini, teknologi sangat diperlukan, literasi teknologi menjadi penting dikuasai oleh semua unsur. Terutama dalam pemanfaatan teknologi sebab disana banyak sekali sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh si pembelajar sehingga model masalah belajar sudah tersedia di dalam teknologi tersebut. Mejadi mudah bagi orang tua dalam mendidik anak tentang materi pelajaran asalkan orang tua turut terlibat dalam proses penggunaan alat teknologi itu sebab dari sana orang tua banyak memetik pembelajaran baik materi pembelajaran, pemanfaatan teknologi maupun tentang kemajuan dan kemunduran pengetahuan anak mereka. Pendidikan menjadi tanggung jawab orang tua maka jelas yang harus banyak terlibat adalah orang tua, dari mulai penguasaan teknologi, pengadaan sarana prasarana, kuota internet dan pendampingan putra putrinya selama proses pendidikan menggunakan model daring. Penyadaran guru dalam pembelajaran model daring ini bahwa kehadiran guru bukan mentransfer ilmu pengetahuan yang mereka miliki tetapi para guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran, kehadiran mesin bukan menjadi saingan guru dalam mengajar tetapi guru harus menguasai teknologi sehingga teknologi dan guru menjadi partner yang sangat efektif dalam membuat inovasi inovasi pembelajaran. Setelah sekian lama orang tua mendampingi putra putrinya selama belajar dari rumah merasa pentingnya kehadiran guru, penyadaran sisiwa yang merasa penting adanya sosok guru yang mendampingi mereka belajar, dan penyadaran banyak lagi tentang pentingnya kehadiran guru dalam situasi apapun, saat ini teknologi bisa menggantikan guru tetapi teknologi tidak memiliki rasa yang hanya dimiliki oleh manusia guru, sehingga dari hasil survei tergambar mereka membutuhkan guru. Belajar luring melalui tatap muka menjadi pilihan mereka kalau tidak terjadi pandemi seperti saat corona menyerang kita sekarang ini. Sekolah dalam hal ini pemerintah harus berisap-siap akan adanya perubahan paradigma belajar, sebab yang semula banyak kegiatan sekolah yang dianggap penting dan tidak bisa di lewatkan maka dalam kondisi pandemi ini banyak yang diberhentikan seperti Ujian Nasional, lalu pemerintah juga harus mempersiapkan sarana yang menunjang pembelajaran yang tidak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi, pemerintah harus mulai dan terus terusan melatih guru untuk menguasai teknologi sehingga kelak banyak bermunculan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, atau mungkin pemerintah harus bersiap siap menentukan arah kebijakan, misalnya pembelajaran dengan menggunakan model daring/ luring terus diterapkan tetapi pada sekolah sekolah tertentu, dan tidak ada kesan di ada-adakan seperti UNBK, Perubahan paradigma pasti akan terjadi, yang pasti akan ada pengaruhnya baik negativ maupun positifnya, maka kita semua khususnya unsur-unsur pendidikan harus bersiap tetapi ingat kita adalah manusia makhluk sosial dimana interaksi sosial tidak bisa dipisahkan. Penulis Yogo Setyo Tabah Permono PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO interaksisosial Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Eduaksi Terpopuler Tulisan Terpilih
Dapatpula dikatakan ilmu ini merupakan analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut